Rabu, 01 Oktober 2014

Bimbingan Kelompok: Konseling Kelompok dan Psikoterapi Kelompok


A.    Perbedaan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling merupakan sebuah respon terhadap kebutuhan manusia. Jauh sebelum bimbingan konseling dikenal sebagaimana seperti sekarang, sesungguhnya kegiatan bimbingan dan konseling tersebut telah berlangsung. Literatur iman tertentu serta ribuan bukti menunjukan bahwa dari abad ke abad manusia selalu meminta nasihat, petunjuk, dan bimbingan orang lain yang dianggap memiliki pengetahuan yang superior, wahyu atau pengalaman unggul. Pada peradaban kuno, para filusuf, imam kuil, pendeta kerajaan, peramal dan para wakil keilahian dan agama dipercayai memegang fungsi penting untuk memberikan nasihat dan menawarkan konseling. Bentuk primitif konselor pada masa kini dapat ditemui dalam sosok-sosok kepala suku, tabib, dukun, peramal yang kepadanya masyarakat meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan untuk pertanyaan yang mengganggu ketenangan atau problem sehari-hari, atau prediksi untung rugi di masa depan (Gibson & Mitchell: 2010).
Sebagai sebuah respon terhadap kebutuhan manusia, keberadaan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan adalah menyangkut upaya menfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral spiritual. Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena kurangnya pemahaman/wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan peserta didik tidak selalu berlangsung secara mulus atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Diperlukan upaya bimbingan dan konseling sebagai sebuah upaya untuk membantu peserta didik (Departemen Pendidikan Nasional. 2007).
Dalam pelaksanaannya, kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara individual dan kelompok. Format kelompok digunakan pada situasi-situasi tertentu yang tidak dapat ditangani secara individual. Adapun sasaran layanan dalam format kelompok pada hakikatnya sama dengan sasaran dalam bimbingan pada umumnya yakni individu. Untuk mengupayakan pemberian bantuan yang optimal bagi peserta didik, penting bagi konselor kelompok profesional untuk membedakan antara penggunaaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok dalam memberikan layanan bantuan pada individu atau peserta didik. (Rusmana. 2009: 13).
Bimbingan kelompok dapat didefenisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam upaya pengembangan pribadi (Rusmana. 2009: 13). Adapun konseling kelompok, dapat didefenisikan sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu (konseli) yang dilakukan dalam suasana kelompok, bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam berbagai aspek perkembangan dan pertumbuhannya (Rusmana. 2009: 29).
Merujuk kepada defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya bimbingan kelompok, dan konseling kelompok merupakan bentuk bantuan kepada konseli dengan memanfaatkan dinamika yang terjadi dalam kelompok. Meskipun demikian, seperti telah disebutkan di atas, keduanya memiliki karakteristik-karakteristik khusus tertentu yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut boleh jadi dari segi tujuan dan fungsi, metode dan teknik yang digunakan dan lain sebagainya. Untuk dapat memahami perbedaan antara bimbingan kelompok dan konseling kelompok secara terperinci, berikut dijabarkan perbedaan keduanya ditinjau dari berbagai aspek (Rusmana. 2009: 14).
Tabel 1
Perbedaan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

No
Aspek
Bimbingan Kelompok
Konseling Kelompok
1
Tujuan dan Fungsi
Pencegahan masalah
Pengembangan pribadi
Pemecahan masalah pribadi
Pencegahan masalah
Pengembangan pribadi
2
Jumlah anggota
2-15 orang
2-7 orang
3
Karakteristik anggota
Heterogen-homogen
Homogen
4
Bentuk kegiatan
Permainan-instruksional
Transaksional
5
Peran pembimbing
Fasilitatot-tutor
Fasilitator-terapis
6
Peran anggota
Aktif membahas topik yang relevan dan bermanfaat bagi pencegahan masalah atau pengembangan pribadi
Aktif membahas masalah pribadi serta berbagi dan memecahkan masalah orang lain atau dalam upaya pengembangan pribadi anggota
7
Suasana interaksi
Interaksi multi arah
Aktif bernuansa intelektual, pencerahan dan pendalaman
Interaksi multi arah
Aktif bernuansa itelektual, afeksional dan emosional
8
Teknik yang digunakan
Sosio-edukasional
Psiko-edukasional
9
Sifat dan materi pembicaraan
Masalah umum (melebar)
Tidak memuat rahasia pribadi
Masalah pribadi (masalah yang dibahas mendalam)
Memuat rahasia pribadi
10
Lama dan frekuensi kegiatan
Sesuai dengan tingkat pemahaman anggota tentag topic yang dibahas
Sesuai dengan tingkat ketuntasan pemecahan masalah individual anggota
11
Evaluasi
Keterlibatan, pemahaman isi dan dampak terhadap anggota kelompok
Keterlibatan, kedalaman dan dampak terhadap ketuntasan pemecahan masalah individual anggota.

B.     Perbedaan Bimbingan dan Konseling Kelompok dengan Psikoterapi Kelompok
Sama halnya dengan bimbingan dan konseling kelompok, psikoterapi sebagai salah satu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu juga dapat dilaksanakan dalam format individual dan kelompok. Pada dasarnya terdapat banyak persamaan antara konseling dan psikoterapi sehingga 1) konseling dan psikoterapi tidak dapat dibedakan secara jelas, 2) konselor sering mempraktekkan apa yang oleh psikoterapis dipandang sebagai psikoterapi, dan 3) psikoterapis sering mempraktekkan apa yang oleh konselor dipandang sebagai konseling.  Meskipun demikian, bidang-bidang ini tetap berbeda dan memiliki kekhasannya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara konseling dan psikoterapi. 
1.   Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami ganguan psikologis. 
2.     Konseling lebih edukatif, suportif, berorientasi sadar dan berjangka pendek, sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
3.  Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret, sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah dan berkembang terus. (Cavanagh: 1982 dalam Didi Tarsidi) .
Lebih jauh lagi, perbedaan antara bimbingan, konseling dan psikoterapi (dalam hal ini adalah bimbingan, konseling dan psikoterapi dengan format kelompok) dapat dilihat pada jabaran berikut ini (Yalom. 1985 dalam Didi Tarsidi)
No
Aspek
Bimbingan Kelompok
Konseling Kelompok
Psikoterapi Kelompok
1
Tujuan dan Fungsi
Pencegahan masalah
Pengembangan pribadi
Pemecahan masalah pribadi
Pencegahan masalah
Pengembangan pribadi
Sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah dan berkembang terus.
2
Jumlah anggota
2-15 orang
2-7 orang
5 hingga 10 orang, tetapi jumlah yang ideal untuk kelompok terapi interaksional adalah 7 atau 8 orang. 
3
Karakteristik anggota
Heterogen-homogen
Homogen
Heterogen-homogen
Terbuka-tertutup
4
Bentuk kegiatan
Permainan-instruksional
Transaksional
Rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tidak sadar, dan berjangka panjang
5
Peran pembimbing
Fasilitatot-tutor
Fasilitator-terapis
Menciptakan dan memelihara kelompok
Membangun budaya kelompok
Activasi dan iluminasi
6
Peran anggota
Aktif membahas topik yang relevan dan bermanfaat bagi pencegahan masalah atau pengembangan pribadi
Aktif membahas masalah pribadi serta berbagi dan memecahkan masalah orang lain atau dalam upaya pengembangan pribadi anggota
setiap anggota harus terus-menerus berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggota-anggota lainnya. Tanpa memandang pertimbangan-pertimbangan lain, perilaku aktual dari anggota kelompok menentukan nasib kelompok itu
7
Suasana interaksi
Interaksi multi arah
Aktif bernuansa intelektual, pencerahan dan pendalaman
Interaksi multi arah
Aktif bernuansa itelektual, afeksional dan emosional
Interaksi dan komunikasi terus menerus
Aktif
8
Teknik yang digunakan
Sosio-edukasional
Psiko-edukasional
Format khusus
9
Sifat dan materi pembicaraan
Masalah umum (melebar)
Tidak memuat rahasia pribadi
Masalah pribadi (masalah yang dibahas mendalam)
Memuat rahasia pribadi
Menangani orang yang mengalami ganguan psikologis. 
10
Lama dan frekuensi kegiatan
Sesuai dengan tingkat pemahaman anggota tentag topic yang dibahas
Sesuai dengan tingkat ketuntasan pemecahan masalah individual anggota
80 hingga 90 menit
satu hingga lima kali seminggu
11
Evaluasi
Keterlibatan, pemahaman isi dan dampak terhadap anggota kelompok
Keterlibatan, kedalaman dan dampak terhadap ketuntasan pemecahan masalah individual anggota.
-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar