DSM (Diagnostic & Statistical Manual of Mental Dissorder) merupakan acuan yang digunakan secara universal di
Amerika untuk mendiagnosa gangguan kejiwaan. Sampai saat ini, DSM telah
mengalami lima kali revisi sejak pertama kali dipublikasikan pada tahun 1952.
Edisi terakhir DSM sebelum DSM 5 adalah DSM 4 yang dipublikasikan pada tahun
1994 dan mengalami revisi teks pada tahun 2000 yang disebut DSM 4 TR. (Sy
Saeed. 2012: 1). DSM 5 sendiri telah dipublikasikan baru-baru ini, tepatnya
pada bulan May 2013. Revisi terakhir DSM ini bukan tanpa kontroversi. DSM 5
justru sedang ramai diperbincangkan pada saat ini dalam dunia psikologi,
beberapa kritik tentang DSM 5 pun bermunculan.
Telaah para ahli terhadap
DSM 4 dan DSM 5 menemukan beberapa perbedaan antara keduanya. Perbedaan
tersebut baik pada penggunaan istilah, kategori gangguan, metode diagnosis,
jumlah disorder maupun
perubahan-perubahan khusus yang terjadi pada beberapa disorder seperti, perubahan penamaan pada beberapa disorder, kategorikal disorder, dan kriteria diagnosis untuk
beberapa jenis disorder.
Salah satu disorder yang mengalami perubahan pada
DSM V adalah PTSD. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel
1
PTSD
pada DSM 4 dan DSM 5
No
|
Aspek
|
DSM
4
|
DSM
5
|
1
|
Klasifikasi
|
Post
traumatic Stress disorder
diklasifikasikan di bawah kelompok gangguan kecemasan (anxiety disorder).
|
Post
traumatic Stress disorder diklasifikasikan di bawah
kelompok Trauma and Stressor-Related
Disorders bersama dengan 6 jenis disorder
lainnya.
|
2
|
Kriteria
|
Kriteria PTSD ditetapkan secara
general. Reaksi-reaski subjektif
termasuk salah satu kriteria PTSD (kriteria A2)
|
Kriteria stressor (kriteria A) dinyatakan lebih eksplisit dan
reaksi-reaksi subjektif (kriteria A2) dihilangkan sebagai kriteria PTSD
karena dianggap tidak didukung oleh cukup data penguat.
|
|
|
Tidak ada kriteria terpisah
PTSD untuk anak-anak preschool (anak-anak
yang berumur 6 tahun atau kurang). Artinya, kriteria PTSD pada DSM IV tidak
sensitif terhadap perkembangan anak-anak yang sangat muda.
|
Tersedia kriteria khusus untuk
mengidentifikasi PTSD pada anak-anak preschool.
|
|
|
|
Simtom-simtom PTSD untuk anak-anak
Simtom
A:
1) Kriteria PTSD yang biasanya digunakan untuk orang dewasa hanya digunakan
untuk anak-anak yang berusia lebih dari 6 tahun, 2) PTSD dipicu oleh
kejadian-kejadian traumatis seperti terancam kematian, cedera serius, dan
mengalami kekerasan seksual, tidak termasuk menyaksikan melalui media elektronik,
dan 3). trauma bisa dipicu oleh pengasuhan
Simtom
B:
1) mengingat kejadian yang mengganggu secara berulang-ulang, 2)mimpi buruk,
3) flashbacks, 4) distress, 5) ditandai oleh adanya
reaksi-reaksi psikologis apabila teringat kejadian traumatis
Simtom
C:
1) menghindari stimulus-stimulus secara berkepanjangan, dan 2) adanya perubahan-perubahan
kognisi yang negatif termasuk emosi negatif dan adanya perilaku menarik diri.
Simtom
D:
perubahan gairah (semangat) yang ditandai oleh 2 dari gejala gejala berikut: 1) mudah
marah, 2) Hypervigilance, 3) mudah
kaget, 4) masalah konsentrasi dan 5) masalah tidur
|
3
|
Kluster Simtom
|
Terdiri dari 3 cluster simtom sebagai indikator bagi PTSD yaitu re-experincing, avoiding, dan arousal
|
Terdiri
dari 4 cluster simtom sebagai
indikator bagi PTSD yaitu intrusion
symptoms (sebelumnya disebut re-experincing),
avoidance symptoms (kriteria C),
negative alterations in mood and cognition (kriteria D), dan alterations in arousal and reactivity (sebelumnya disebut arousal)
|
4
|
Spesifikasi
|
Dalam DSM-IV-TR, spesifikasi diagnosis
PTSD terbagi 2 yaitu akut dan kronis (acute
and chronic). PTSD disebut akut
apabila gejala berlangsung antara satu dan tiga bulan. Sementara itu, apabila
gejala yang berlangsung lebih dari tiga bulan maka disebut sebagai PTSD
kronis.
|
Kedua
spesifikasi akut dan kronis telah dihapus dari DSM V. Diagnosis diberikan
jika gejala terakhir setidaknya satu bulan dan tidak ada diferensiasi antara
PTSD akut dan kronis
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar