Minggu, 19 Oktober 2014

PTSD dalam DSM IV dan DSM V



DSM (Diagnostic & Statistical Manual of Mental Dissorder) merupakan acuan yang digunakan secara universal di Amerika untuk mendiagnosa gangguan kejiwaan. Sampai saat ini, DSM telah mengalami lima kali revisi sejak pertama kali dipublikasikan pada tahun 1952. Edisi terakhir DSM sebelum DSM 5 adalah DSM 4 yang dipublikasikan pada tahun 1994 dan mengalami revisi teks pada tahun 2000 yang disebut DSM 4 TR. (Sy Saeed. 2012: 1). DSM 5 sendiri telah dipublikasikan baru-baru ini, tepatnya pada bulan May 2013. Revisi terakhir DSM ini bukan tanpa kontroversi. DSM 5 justru sedang ramai diperbincangkan pada saat ini dalam dunia psikologi, beberapa kritik tentang DSM 5 pun bermunculan.
 Telaah para ahli terhadap DSM 4 dan DSM 5 menemukan beberapa perbedaan antara keduanya. Perbedaan tersebut baik pada penggunaan istilah, kategori gangguan, metode diagnosis, jumlah disorder maupun perubahan-perubahan khusus yang terjadi pada beberapa disorder seperti, perubahan penamaan pada beberapa disorder, kategorikal disorder, dan kriteria diagnosis untuk beberapa jenis disorder. Salah satu disorder yang mengalami perubahan pada DSM V adalah PTSD. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
PTSD pada DSM 4 dan DSM 5
No
Aspek
DSM 4
DSM 5
1
Klasifikasi
Post traumatic Stress disorder diklasifikasikan di bawah kelompok gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Post traumatic Stress disorder diklasifikasikan di bawah kelompok Trauma and Stressor-Related Disorders bersama dengan 6 jenis disorder lainnya.
2
Kriteria
Kriteria PTSD ditetapkan secara general. Reaksi-reaski subjektif termasuk salah satu kriteria PTSD (kriteria A2)
Kriteria stressor (kriteria A) dinyatakan lebih eksplisit dan reaksi-reaksi subjektif (kriteria A2) dihilangkan sebagai kriteria PTSD karena dianggap tidak didukung oleh cukup data penguat.


Tidak ada kriteria terpisah PTSD untuk anak-anak preschool (anak-anak yang berumur 6 tahun atau kurang). Artinya, kriteria PTSD pada DSM IV tidak sensitif terhadap perkembangan anak-anak yang sangat muda.
Tersedia kriteria khusus untuk mengidentifikasi PTSD pada anak-anak preschool.



Simtom-simtom PTSD untuk anak-anak
Simtom A: 1) Kriteria PTSD yang biasanya digunakan untuk orang dewasa hanya digunakan untuk anak-anak yang berusia lebih dari 6 tahun, 2) PTSD dipicu oleh kejadian-kejadian traumatis seperti terancam kematian, cedera serius, dan mengalami kekerasan seksual, tidak termasuk menyaksikan melalui media elektronik, dan 3). trauma bisa dipicu oleh pengasuhan
Simtom B: 1) mengingat kejadian yang mengganggu secara berulang-ulang, 2)mimpi buruk, 3) flashbacks, 4) distress, 5) ditandai oleh adanya reaksi-reaksi psikologis apabila teringat kejadian traumatis
Simtom C: 1) menghindari stimulus-stimulus secara berkepanjangan, dan 2) adanya perubahan-perubahan kognisi yang negatif termasuk emosi negatif dan adanya perilaku menarik diri.
Simtom D: perubahan gairah (semangat) yang ditandai oleh  2 dari gejala gejala berikut: 1) mudah marah, 2) Hypervigilance, 3) mudah kaget, 4) masalah konsentrasi dan 5) masalah tidur
3
Kluster Simtom
Terdiri dari 3 cluster simtom sebagai indikator bagi PTSD yaitu re-experincing, avoiding, dan arousal
Terdiri dari 4 cluster simtom sebagai indikator bagi PTSD yaitu intrusion symptoms (sebelumnya disebut re-experincing), avoidance symptoms (kriteria C), negative alterations in mood and cognition (kriteria D), dan alterations in arousal and reactivity (sebelumnya disebut arousal)
4
Spesifikasi
Dalam DSM-IV-TR, spesifikasi diagnosis PTSD terbagi 2 yaitu akut dan kronis (acute and chronic). PTSD disebut akut apabila gejala berlangsung antara satu dan tiga bulan. Sementara itu, apabila gejala yang berlangsung lebih dari tiga bulan maka disebut sebagai PTSD kronis.
Kedua spesifikasi akut dan kronis telah dihapus dari DSM V. Diagnosis diberikan jika gejala terakhir setidaknya satu bulan dan tidak ada diferensiasi antara PTSD akut dan kronis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar