Selasa, 11 November 2014

Ulasan Chapter


CAREER DEVELOPMENT IN MIDDLE SCHOOL
(dari Buku Career Counseling and Development in Global Economy Karya Patricia Andersen dan Michael Vandehey)
 A.     Pedoman Penyusunan Program Pengembangan Karir
              Ada tiga domain utama yang menjadi fokus pada setiap kelompok usia, yaitu personal social development (pengembagan pribadi dan social), Educational achievement and lifelong learning (pencapaian dalam pendidikan dan pembelajaran seumur hidup), dan Career management (manajemen karir). Ketiga domain utama inilah yang kemudian dijadikan sebagai acuan dan pertimbangan dalam penyusunan program pengembangan karir bagi siswa. Setiap domain memiliki tuntutan dan final goalnya masing-masing yang selayaknya dapat dicapai dan dipenuhi oleh setiap siswa.  Ketiga domain utama tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 1
Pedoman penyusunan program pengembangan karir berdasarkan 3 domain

No
Domain
Tujuan
Tugas
1
Pengembangan pribadi dan sosial
Memahami tentang diri dan memelihara self concept yang positif
Mengetahui bahwa tujuan karir dipengaruhi oleh minat dan preferensi masing-masing individu
Mengidentifikasi dan menunjukan kemampuan, kekuatan dan talenta
Mengetahui bahwa karakter positif akan mendukung perkembangan karir
Mengidentifikasi dan menampilkan nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan
Mengidentifikasi bagian negatif dan positif konsep diri masing-masing
Mengidentifikasi dan mengevaluasi perilaku serta pengalaman-pengalaman yang mendukung pengembangan konsep diri positif
Memperhatikan perilaku, kebiasaan dan tindakan-tindakan orang lain yang memberikan dampak bagi pengembangan konsep diri
Menyadari bahwa konsep diri akan mempengaruhi prestasi dalam pendidikan dan pekerjaan
Menyadari bahwa prestasi dalam pendidikan dan pekerjaan mempengaruhi konsep diri


Mengembangkan kemampuan interpersonal dan menghormati perbedaan
Menilai kemampuan komunikasi diri pribadi
Menilai kapan seseorang berkata jujur, berlaku fair, dan menghormati orang lain
Menilai bahwa social skills yang positif sangat mendukung interaksi dengan orang lain
Menilai kemampuan personal untuk bekerja dalam kelompok
Menilai kemampuan negosiasi dan pemecahan masalah
Memahami dan menampilkan perilaku yang sesuai untuk setiap situasi yang berbeda
Mengetahui bahwa setiap orang bertanggungjawab untuk setiap tindakan dan perilakunya
Mengetahui, menghormati, dan mengapresiasi perbedaan serta menerimanya secara terbuka
Mengetahui bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok yang heterogen (berbeda)


Mengintegrasikan pertumbuhan personal dan memanfaatkannya untuk mendukung pengembangan karir
Menyediakan contoh bagi perubahan kondisi tubuh dan pikiran
Menyediakan contoh bagi kebiasaan hidup sehat
Mengetahui kapan motivasi dan aspirasi seseorang mengalami perubahan
Menyadari situasi atau masalah di sekolah


Menjaga keseimbangan peran: kehidupan personal, pemanfaatan waktu luang, komunitas, pelajaran, keluarga dan pekerjaan
Mampu mendeskripsikan peran-peran yang dijalani
Mampu mendeskripsikan strategi yang dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan peran
2
Pencapaian dalam pendidikan dan pembelajaran seumur hidup
Tujuan karir: pencapaian dalam pendidikan dan prestasi
Mempunyai strategi untuk menampilkan  bahwa pencapaian dalam pendidikan dan prestasi adalah salah satu persiapan untuk bertemu seseorang dan mencapai suatu tujuan tertentu dalam karir
Menilai kemampuan dan kebiasaan belajar yang mendukung kesuksesan
Mendeskripsikan salah satu style belajar
Menilai bahwa kebiasaan dan tingkah laku seseorang mendukung bagi pencapaian dalam pendidikan dan prestasi
Menyadari bahwa pencapaian pendidikan dan prestasi memiliki koneksi dengan berbagai pilihan karir
Mengetahui dan mendemostrasikan suatu kemampuan yang bisa digunakan untuk mendapatkan informasi spesifik yang berguna untuk meningkatkan pencapaian dalam pendidikan dan prestasi


Belajar seumur hidup untuk bekerja ditengah perbedaan dan tantangan ekonomi
Menyadari bahwa tatangan ekonomi menuntut seseorang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan
Mendemonstrasikan bagaimana menjadi pelajar seumur hidup mempengaruhi identitas seseorang
Menjadi pelajar independent secara berkesinambungan
Mengetahui pengetahuan dan skills yang dibutuhkan pada masa transisi dari middle school ke high school
Mengetahui beragam program pendidikan  di high school
Menjadikan belajar sebagai hobi
3
Managemen karir
Rencana karir untuk mencapai tujuan karir
Menyadari bahwa perencanaan karir untuk mencapai tujuan karir tertentu berlangsung seumur hidup dan menggambarkan perencanaan karir yang belum sempurna
Mampu menerangkan bagaimana membuat sebuah rencana karir
Menulis sebuah tujuan jangka pendek dan memikirkan bagaimana mencapai tujuan tersebut (jangka panjang) dalam pendidikan, pekerjaan dan lifestyle
Mendeskripsikan kompetensi personal yang dbutuhkan untuk meraih kesuksesan dalam karir
Belajar bahwa merubah diri dan dunia kerja dapat mempengaruhi rencana karir


Pembuatan keputusan sebagai bagian dari perkembangan karir
Mengidentifikasi gaya pengambilan keputusan seseorang
Menggunakan langkah-langkah dalam sebuah model pengambilan keputusan untuk membuat keputusan
Memperoleh sebuah permasalahan dan mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
Memikirkan beberapa alternatif pertimbangan dalam pengembilan keputusan
Memberikan contoh tentang hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan seperti prioritas, budaya, kepercayaan dan nilai-nilai
Mengetahui bahwa pendidikan, pekerjaan dan pengalaman dalam kelurga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
Memberikan contoh tentang bias dan stereotip yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Memikirkan kompromi-kompromi yang mungkin dilakukan pada saat membuat keputusan tentang karir


Menggunakan informasi-informasi karir
Menjelaskan  bahwa informasi karir sangat penting dalam rencana karir
Menerima bahwa ada informasi karir yang berkualitas dan ada yang tidak.
Menjelaskan klasifikasi pekerjaan dan menjelaskan bahwa klasifikasi pekerjaan tersebut dapat digunakan dalam perencanaan karir
Mempertimbangkan beragam pekerjaan dan terbuka dengan hal itu
Menilai keuntungan dan kerugian berbagai macam pekerjaan


Keterampilan: pendidikan, jabatan dan  pekerjaan
Mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu pendidikan, jabatan dan pekerjaan
Memiliki keterampilan dalam mencari pekerjaan
Mulai menampilkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah dan lain sebagainya
Mengidentifikasi berbagai jenis pekerjaan yang menarik
Mempelajari tentang pengaruh geografis terhadap kesempatan karir
Mempertimbangkan keuntungan dan kerugian menjadi wiraswasta
Mengembangkan keterampilan yang dapat meningkatkan nilai jual diri dalam bursa kerja


Rencana karir yang sesuai
Melihat kebutuhan masyarakat yang dapat  mempengaruhi rencana karir
Mengetahui kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi managemen karir
Mempelajari tentang trend suatu pekerjaan

B.     Program Pengembangan Karir
Program pengembangan karir pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan segenap kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan karirnya. Merujuk kepada tiga domain utama dalam setiap kelompok perkembangan dan final goalnya masing-masing, ada beberapa kompetensi yang harus dikembangkan oleh siswa. Kompetensi-kompetensi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Gysbergs and Handerson. 2006: pp. 399-408):
1.      Self knowledge dan interpersonal skills
a.       Memulai dengan pertanyaan tentang bagaimana seseorang dapat meningkatkan kemampuannya, membandingkan kemampuan diri sendiri dengan orang lain, mendeskripsikan kemampuan diri sendiri secara akurat dan membuat prediksi untuk msa depan.
b.      mampu mengatasi stres dengan menggunakan berbagai teknik, memiliki informasi dan strategi untuk memperbaiki kondisi fisik dan psikis, mengetahui hal-hal yang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikis.
c.       mengetahui bahwa tanggungjawab seseorang dapat mempengaruhi orang lain
d.      mengevaluasi skills dalam menjalin hubungan dengan orang lain
e.       mempelajari komunikasi nonverbal
2.      Life roles, setting and events
a.       mulai membuat koneksi antara lingkungan pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang. membuat koneksi antara antara pengetahuan dan pengalaman kerja rang dewasa. mengidentifikasi kesempatan belajar di luar sekolah.
b.      mencari informasi tentang alokasi penggunaan pajak oleh pemerintah. mendeskripsikan tanggungjawab sebagai warga Negara baik dalam komunitas maupun dalam negara. menyadari pentingnya hokum dan prinsip ekonomi dalam kehidupan.
c.       mengenal konsep control diri dalam memilih suatu lifestyle tertentu. mampu mengidentifikasi perasaan dalam berbagai situasi. memprediksi bagaimana seseorang harus merasa dalam situasi tertentu.
d.      menilai dampak stereotip bagi setiap siswa dan melihat kelompok-kelompok yang mendapatkan stereotip.
e.       membayangkan masa depan dan kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan.
3.      Life career planning
a.       Mengajari siswa bagaimana menyelesaikan sebuah tugas untuk meraih kesuksesan
b.      Mengetahui bahwa sikap dan nilai mempengaruhi tindakan. mampu mendeskripsikan persamaan dan perbedaan nilai-nilai yang diyakini diri sendiri dan orang lain. membuat koneksi antara nilai dan lifestyle.
c.       Memahami bahwa sebuah keputusan yang dibuat oleh orang lain dapat mempengaruhi kehidupan mereka.
d.      Mempelajari bagaimana memprediksi konsekuensi dari setiap alternatif pilihan dan memilih alternatif yang terbaik.
e.       Mengidentifikasi lima tujuan berdasarkan minat dan kapabilitas untuk lima tahun yang akan datang.

C.    Sekolah Menengah sebagai The First Diamond
Masa-masa yang dilalui oleh remaja pada sekolah menengah merupakan masa yang sangat menarik. Tahun-tahun di sekolah menengah merupakan tahun yang penuh kecanggungan dan badai karena masa ini merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kepada masa pubertas. di lain pihak, masa ini juga merupakan masa-masa keemasan. Terkait dengan persolan karir, siswa sekolah menengah pada dasarnya menyadari pentingnya pekerjaan tetapi mereka hampir tidak bisa mandiri, oleh karena itu peran orang dewasa dalam hal ini sangat menentukan pembentukan identitas karir. Pada masa ini, fantasi kanak-kanak mulai berkurang dan mulai bersiap mengintegrasikan diri kepada tuntutan-tuntutan eksternal meskipun belum mampu melakukannya pada saat itu.

D.    Early adolescence and the internal side of the diamond
1.      Kognisi
Merujuk kepada teori Piagets masa remaja awal merupakan masa peralihan dari logical thinking (pemikiran logis) yang mengatur dan menstabilkan dunia menuju pemikiran abstrak untuk melihat kemungkinan-kemungkinan. Piagets menggambarkan remaja sebagai seseorang yang mampu memahami potensi, kemungkinan-kemungkinan, dan membayangkan semua alternatif. Hal tersebut memungkinkan remaja untuk melihat diri sendiri dalam peran orang dewasa dan sebagai bagian dari masyarakat di luar keluarga dan teman. (Fox dan Ricoscente., 2008). Dalam rentang perkembangan karir, visi awal remaja masih berbasis fantasi tetapi perlahan-lahan bergeser menuju pertimbangan realistis.  Fantasi perlahan-lahan kehilangan daya tariknya pada diri seorang anak yang ingin tumbuh dan berkembang.
2.      Gender dan status sosioekonomi
Salah satu cara bagi seseorang untuk mengeksplorasi karir secara sempit ialah dengan mengidentifikasi peran kerja perempuan dan laki-laki dan menghilangkan pilihan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Watt (2008) memperkuat hal ini. Penelitian tersebut menemukan bahwa siswa laki-laki di kelas 7 lebih menyukai matematika, sementara siswa perempuan pada kelas yang sama lebih menyukai bahasa Inggris. Siswa-siswa pada sekolah menengah telah menginternalisasi pandangan mereka tentang kemampuan pribadi, kepercayaan dan nilai dari kedua mata pelajaran tersebut. Inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan karir. disamping itu, status sosial ekonomi juga turut menjadi penghambat perkembangan karir siswa. Siswa-siswa yang memiliki status sosial ekonomi rendah cenderung diekspektasi rendah dan ditempatkan pada level yang rendah, bahkan oleh guru dan konselor sekolah sekalipun. Lebih menyedihkan lagi, siswa-siswa ini juga memiliki kesempatan dan pilihan yang terbatas di masa depan. Padahal, sesungguhnya yang membuat perbedaan adalah kemampuan siswa bukan status sosial ekonomi.
3.      Etnik
Bagaimanapun juga, harus diakui bahwa kelompok-kelompok etnis tertentu seringkali mengalami perlakuan berbeda. Perlakuan berbeda ini tidak jarang mendatangkan kesulitan bagi etnis minoritas tersebut. Layanan karir dalam hal ini perlu jujur ​​menjawab kebutuhan siswa minoritas. Sebagai contohnya, orang-orang yang memiliki kulit berwarna cenderung didiskriminasi dan hal ini tentunya membawa pengaruh pada pilihan sekolah lanjutan dan akhirnya pada pilihan karir di masa depan. Kondisi ini perlu dipahami betul oleh siswa-siswa minoritas sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan sekolah lanjutan dan pilihan karir. Di sisi lain, konselor karir tidak perlu menciptakan hambatan dan menghilangkan harapan dari siswa-siswa minoritas.
4.      Identitas 
Usia remaja merupakan masa dimana remaja berjuang dengan identitas (Erikson.1968). Mengembangkan konsepsi Erickson tentang perjuangan remaja dalam mencari identitas diri ini, Marcia (1966, 1976, 1980, 1994) mengidentifikasi empat cara perkembangan identitas remaja yaitu:
a.       Identity diffusion (penyebaran identitas): merupakan suatu keadaan dimana terjadi kurangnya komitmen yang disebabkan oleh kurangnya krisis atau kurangnya minat.
b.      Identity foreclosure: terjadi ketika remaja membuat suatu keputusan yang dijatuhkan oleh orang lain, tapi secara pribadi berkomitmen. Konsep Identity foreclosure sangat penting bagi remaja-remaja middle school karena mereka memerlukan paparan berbagai pengalaman karir.
c.       Identity moratorium: merupakan suatu keadaan setelah adanya krisis tetapi sebelum adanya komitmen
d.      identity achievement: identitas achievement terjadi pada saat remaja memilih sesuatu dan secara personal berkomitmen setelah mengalami suatu krisis. Krisis dan komitmen adalah dua bagian penting dari perkembangan identitas.
5.      Minat, Kemampuan, dan Nilai
Selama masa kanak-kanak, tujuan praktisi karir, guru, dan orang tua adalah untuk menyajikan kesempatan yang cukup bagi anak-anak untuk menemukan sendiri kemampuan dan bidang yang diminatinya. Tujuan ini mengalami pergeseran dan bergerak menuju eksplorasi tujuan pada tahun-tahun di middle school. Terkait dengan minat dan kemampuan, pada tahun-tahun ini remaja mulai menyelaraskan dua domain, mulai melihat minat sebagai sesuatu yang tidak realistis karena keterbatasan kemampuan dan kadang-kadang tidak memahami kemampuan yang mana yang harus dikembangkan. Adapun dalam hal nilai-nilai anak-anak middle school sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi krisis identitas yang berakhir dengan munculnya identitas kedewasaan (Erickson. 1968). Internalisasi nilai-nilai biasanya datang dari orang tua, nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan tingkah laku selanjutnya. Bukanlah sesuatu yang mengherankan jika remaja mengikuti orang dewasa. Mereka biasanya mendasarkan suatu tingkah laku kepada apa yang mereka percayai.
E.     Early adolescence and the external side of the diamond
1.      Peran orang tua dan guru
Orang tua dan guru memiliki peran dan fungsinya masing-masing dalam upaya pengembangan karir remaja. oleh karena itu, orang tua perlu meningkatkan kepedulian terhadap pendidikan anak-anaknya, Orang tua juga perlu memberikan dorongan terhadap anaknya dalam upaya pencapaian suatu prestasi tertentu. Sebuah penelitian menemukan bahwa keterlibatan orang tua pada saat anak berada di kelas 8 dapat memperdiksi prestasi dan pencapaian anak pada kelas 10 (Keith. et. al. 1998).  Sementara itu, guru dapat berperan dalam hal 1) membangun jembatan (hubungan) dengan orang tua siswa, 2) menugaskan pekerjaan rumah yang melibatkan orang tua, dan 3) mengajarkan orang tua untuk membantu anak-anaknya di rumah.
2.      Waktu dengan orang tua Vs waktu dengan kelompok
Remaja menghabiskan lebih bayak waktunya bersama dengan kelompok sebaya dibandingkan dengan orang tua. Ada banyak penelitian yang membuktikan kondisi tersebut. Hal inilah yang kemudian memberikan pengaruh langsung terhadap perkembangan karir remaja itu sendiri. Sekolah dalam hal ini boleh jadi merupakan sumber informasi utama bagi remaja untuk meningkatkan kepedulian terhadap dunia kerja. untuk itu diperlukanlah rancangan program pendidikan karir yang baik sehingga dapat mengekspose remaja dengan berbagai kesempatan pekerjaan. disamping itu, keterlibatan  dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh remaja dalam pergaulannya juga turut mendekatkan remaja kepada pengalaman-pengalaman orang dewasa dan mulai belajar mengambil keputusan. oleh karena itu, sangat tepat untuk memperkenalkan remaja dengan kemampuan pengambilan keputusan. Pengalaman-pengalaman tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian remaja terhadap karir.

Ulasan Jurnal 2


College and career readiness for learners of all ages 
oleh 
Rich Feller
Artikel ini merupakan salah satu artikel utama dalam jurnal career development edisi Summer. dalam artikel ini disebutkan bahwa kesiapan karir membutuhkan adaptasi dan komitmen untuk belajar seumur hidup.  College and career readiness itu sendiri dilihat secara berbeda oleh berbagai pihak. Para pemangku kebijakan misalnya,  memaknai  College and career readiness sebagai upaya menyelaraskan kurikulum dengan harapan dapat meningkatkan nilai tes. Para pengusaha dilain pihak berharap, college and career readiness dapat memenuhi kebutuhan terhadap tenaga kerja dan menciptakan pekerjaan-pekerjaan kelas menengah. Sementara itu, orang tua di pihak lainnya mengharapkan adanya jaminan agar anak-anaknya dapat memasuki perguruan tinggi ternama dan mendapatkan penghasilan serta kehidupan yang layak nantinya. Secara historis, College and career readiness difokuskan kepada penerimaan di perguruan tinggi, bantuan keuangan, jalur karir, dan navigasi proses masuk perguruan tinggi.

1)      Readiness
Readiness memiliki makna yang kompleks, seringkali dimaknai sebagai kesiapan untuk menjalani pendidikan di perguruan tinggi dan penempatan kerja. Lebih dari semua itu, konselor karir dan spesialis mengetahui pasti bahwa ukuran keberhasilan itu tidak hanya terbatas pada kesiapan  untuk menjalani kehidupan di perguruan tinggi dan penempatan kerja. Ukuran keberhasilan yang sebenarnya adalah merangsang kesadaran diri (self awareness) peserta didik serta mendorong intentional exploration untuk mengembangkan hidup yang bermakna.
2)      Self Awareness, interest dan curiosity
 Pada diri peserta didik, Self Awareness dan klarifikasi biasanya mendahului rasa ingin tahu (curiosity). Bagaimanapun juga, curiosity tetap menjadi salah satu aspek yang penting. dengan curiosity, nasehat-nasehat mengenai perguruan tinggi dan karir, informasi karir, dan pameran karir misalnya, menjadi lebih dari sekedar informasi belaka. Lebih jauh lagi, tanpa curiosity dan self Awareness peserta didik akan kalah oleh tekanan-tekanan dari kelompok, reward-reward eksternal, dan tidak akan mampu memahami korelasi antara interest dan natural ability. Secara terperinci dinamika korelasi interest dan natural ability tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
 
 














Merujuk kepada gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada 4 jenis dinamika dalam hal korelasi antara interest dan natural ability, yaitu: 1) individu yang memiliki interest yang rendah dan natural ability yang rendah, 2) individu yang memiliki interest yang rendah dan natural ability yang tinggi, 3) individu yang memiliki interest yang tinggi dan natural ability yang rendah, dan 4) individu yang memiliki interest yang tinggi dan natural ability yang tinggi. Menyimpulkan apa yang disampaikan di atas, dapat dikatakan bahwa, kondisi yang paling baik tentunya adalah adanya self awareness, interest dan natural ability yang tinggi dalam diri individu. Ketiga hal ini tentunya akan mendukung kesiapan individu dalam suatu karir tertentu.
3)      Karir di era baru
Seiring dengan perkembangannya, pada saat ini karir tidak lagi dimaknai secara sempit. Perubahan zaman, kemajuan-kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan turut mempengaruhi perluasan dan perubahan makna karir. Karir dalam tulisan ini didefenisikan sebagai The full expression of who you are and how you want to be in the world, which keeps on expanding as it naturally goes through cycles of stability and change” (2014), yaitu ekspresi sepenuhnya dari seseorang tentang siapa ia dan ingin menjadi apa ia di dunia ini.
4)      Konteks tentang karir di era baru
Pada era baru sekarang ini berkembang beberapa konteks yang diyakini oleh individu pada umumnya tentang karir. Konteks-konteks tersebut yaitu: 1) lulusan sekolah menengah atas identik dengan upah murah dan pengangguran, 2) pengalaman di bangku perkuliahan semakin dipertanyakan, 3) utang yang disebabkan oleh biaya perguruan tinggi semakin besar setiap tahunnya, 4) pendidikan gagal memberikan jaminan bagi baiknya kinerja, 5) semua orang berpotensi menjadi pendidik, 6) adanya ketidaksabaran terhadap kesenjangan antara keterampilan dan inovasi, 7) menerima gaji yang layak, belajar sepanjang hidup, dan self understanding adalah tujuan hidup, dan 8) kesiapan juga dituntut dari orang-orang yang lanjut usia.