CAREER
DEVELOPMENT IN MIDDLE SCHOOL
(dari Buku
Career Counseling and Development in Global Economy Karya Patricia Andersen dan Michael Vandehey)
Ada tiga domain
utama yang menjadi fokus pada setiap kelompok usia, yaitu personal social development (pengembagan pribadi dan social), Educational achievement and lifelong
learning (pencapaian dalam pendidikan dan pembelajaran seumur hidup), dan Career management (manajemen karir). Ketiga
domain utama inilah yang kemudian dijadikan sebagai acuan dan pertimbangan
dalam penyusunan program pengembangan karir bagi siswa. Setiap domain memiliki tuntutan
dan final goalnya masing-masing yang
selayaknya dapat dicapai dan dipenuhi oleh setiap siswa. Ketiga domain utama tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 1
Pedoman
penyusunan program pengembangan karir berdasarkan 3 domain
No
|
Domain
|
Tujuan
|
Tugas
|
1
|
Pengembangan pribadi
dan sosial
|
Memahami tentang diri
dan memelihara self concept yang
positif
|
Mengetahui bahwa
tujuan karir dipengaruhi oleh minat dan preferensi masing-masing individu
Mengidentifikasi dan
menunjukan kemampuan, kekuatan dan talenta
Mengetahui bahwa
karakter positif akan mendukung perkembangan karir
Mengidentifikasi dan
menampilkan nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan
Mengidentifikasi
bagian negatif dan positif konsep diri masing-masing
Mengidentifikasi dan
mengevaluasi perilaku serta pengalaman-pengalaman yang mendukung pengembangan
konsep diri positif
Memperhatikan
perilaku, kebiasaan dan tindakan-tindakan orang lain yang memberikan dampak
bagi pengembangan konsep diri
Menyadari bahwa konsep
diri akan mempengaruhi prestasi dalam pendidikan dan pekerjaan
Menyadari bahwa
prestasi dalam pendidikan dan pekerjaan mempengaruhi konsep diri
|
|
|
Mengembangkan
kemampuan interpersonal dan menghormati perbedaan
|
Menilai kemampuan
komunikasi diri pribadi
Menilai kapan
seseorang berkata jujur, berlaku fair,
dan menghormati orang lain
Menilai bahwa social skills yang positif sangat
mendukung interaksi dengan orang lain
Menilai kemampuan
personal untuk bekerja dalam kelompok
Menilai kemampuan
negosiasi dan pemecahan masalah
Memahami dan
menampilkan perilaku yang sesuai untuk setiap situasi yang berbeda
Mengetahui bahwa
setiap orang bertanggungjawab untuk setiap tindakan dan perilakunya
Mengetahui,
menghormati, dan mengapresiasi perbedaan serta menerimanya secara terbuka
Mengetahui bagaimana
bekerja dalam sebuah kelompok yang heterogen (berbeda)
|
|
|
Mengintegrasikan
pertumbuhan personal dan memanfaatkannya untuk mendukung pengembangan karir
|
Menyediakan contoh bagi
perubahan kondisi tubuh dan pikiran
Menyediakan contoh
bagi kebiasaan hidup sehat
Mengetahui kapan
motivasi dan aspirasi seseorang mengalami perubahan
Menyadari situasi
atau masalah di sekolah
|
|
|
Menjaga keseimbangan
peran: kehidupan personal, pemanfaatan waktu luang, komunitas, pelajaran,
keluarga dan pekerjaan
|
Mampu mendeskripsikan
peran-peran yang dijalani
Mampu mendeskripsikan
strategi yang dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan peran
|
2
|
Pencapaian dalam
pendidikan dan pembelajaran seumur hidup
|
Tujuan karir: pencapaian
dalam pendidikan dan prestasi
|
Mempunyai strategi
untuk menampilkan bahwa pencapaian
dalam pendidikan dan prestasi adalah salah satu persiapan untuk bertemu
seseorang dan mencapai suatu tujuan tertentu dalam karir
Menilai kemampuan dan
kebiasaan belajar yang mendukung kesuksesan
Mendeskripsikan salah
satu style belajar
Menilai bahwa
kebiasaan dan tingkah laku seseorang mendukung bagi pencapaian dalam
pendidikan dan prestasi
Menyadari bahwa
pencapaian pendidikan dan prestasi memiliki
koneksi dengan berbagai pilihan karir
Mengetahui dan
mendemostrasikan suatu kemampuan yang bisa digunakan untuk mendapatkan
informasi spesifik yang berguna untuk meningkatkan pencapaian dalam
pendidikan dan prestasi
|
|
|
Belajar seumur hidup
untuk bekerja ditengah perbedaan dan tantangan ekonomi
|
Menyadari bahwa
tatangan ekonomi menuntut seseorang untuk memperbaharui pengetahuan dan
keterampilan
Mendemonstrasikan
bagaimana menjadi pelajar seumur hidup mempengaruhi identitas seseorang
Menjadi pelajar
independent secara berkesinambungan
Mengetahui
pengetahuan dan skills yang dibutuhkan pada masa transisi dari middle school ke high school
Mengetahui beragam
program pendidikan di high school
Menjadikan belajar
sebagai hobi
|
3
|
Managemen karir
|
Rencana karir untuk
mencapai tujuan karir
|
Menyadari bahwa
perencanaan karir untuk mencapai tujuan karir tertentu berlangsung seumur
hidup dan menggambarkan perencanaan karir yang belum sempurna
Mampu menerangkan
bagaimana membuat sebuah rencana karir
Menulis sebuah tujuan
jangka pendek dan memikirkan bagaimana mencapai tujuan tersebut (jangka
panjang) dalam pendidikan, pekerjaan dan lifestyle
Mendeskripsikan
kompetensi personal yang dbutuhkan untuk meraih kesuksesan dalam karir
Belajar bahwa merubah
diri dan dunia kerja dapat mempengaruhi rencana karir
|
|
|
Pembuatan keputusan
sebagai bagian dari perkembangan karir
|
Mengidentifikasi gaya
pengambilan keputusan seseorang
Menggunakan
langkah-langkah dalam sebuah model pengambilan keputusan untuk membuat
keputusan
Memperoleh sebuah
permasalahan dan mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut
Memikirkan beberapa
alternatif pertimbangan dalam pengembilan keputusan
Memberikan contoh
tentang hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan seperti prioritas,
budaya, kepercayaan dan nilai-nilai
Mengetahui bahwa
pendidikan, pekerjaan dan pengalaman dalam kelurga dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan
Memberikan contoh
tentang bias dan stereotip yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Memikirkan
kompromi-kompromi yang mungkin dilakukan pada saat membuat keputusan tentang
karir
|
|
|
Menggunakan
informasi-informasi karir
|
Menjelaskan bahwa informasi karir sangat penting dalam
rencana karir
Menerima bahwa ada
informasi karir yang berkualitas dan ada yang tidak.
Menjelaskan klasifikasi
pekerjaan dan menjelaskan bahwa klasifikasi pekerjaan tersebut dapat
digunakan dalam perencanaan karir
Mempertimbangkan
beragam pekerjaan dan terbuka dengan hal itu
Menilai keuntungan
dan kerugian berbagai macam pekerjaan
|
|
|
Keterampilan: pendidikan,
jabatan dan pekerjaan
|
Mengidentifikasi keterampilan-keterampilan
yang dibutuhkan dalam suatu pendidikan, jabatan dan pekerjaan
Memiliki keterampilan
dalam mencari pekerjaan
Mulai menampilkan
keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah dan lain sebagainya
Mengidentifikasi
berbagai jenis pekerjaan yang menarik
Mempelajari tentang
pengaruh geografis terhadap kesempatan karir
Mempertimbangkan
keuntungan dan kerugian menjadi wiraswasta
Mengembangkan
keterampilan yang dapat meningkatkan nilai jual diri dalam bursa kerja
|
|
|
Rencana karir yang
sesuai
|
Melihat kebutuhan
masyarakat yang dapat mempengaruhi
rencana karir
Mengetahui kondisi
ekonomi yang dapat mempengaruhi managemen karir
Mempelajari tentang trend suatu pekerjaan
|
B.
Program
Pengembangan Karir
Program pengembangan
karir pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan
segenap kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan karirnya. Merujuk kepada
tiga domain utama dalam setiap kelompok perkembangan dan final goalnya masing-masing, ada beberapa kompetensi yang harus
dikembangkan oleh siswa. Kompetensi-kompetensi tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut (Gysbergs and Handerson. 2006: pp. 399-408):
1.
Self
knowledge dan interpersonal skills
a.
Memulai dengan pertanyaan tentang
bagaimana seseorang dapat meningkatkan kemampuannya, membandingkan kemampuan
diri sendiri dengan orang lain, mendeskripsikan kemampuan diri sendiri secara
akurat dan membuat prediksi untuk msa depan.
b.
mampu mengatasi stres dengan menggunakan
berbagai teknik, memiliki informasi dan strategi untuk memperbaiki kondisi
fisik dan psikis, mengetahui hal-hal yang dapat meningkatkan kesehatan fisik
dan psikis.
c.
mengetahui bahwa tanggungjawab seseorang
dapat mempengaruhi orang lain
d.
mengevaluasi skills dalam menjalin
hubungan dengan orang lain
e.
mempelajari komunikasi nonverbal
2. Life roles, setting and events
a.
mulai membuat koneksi antara lingkungan
pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang. membuat koneksi
antara antara pengetahuan dan pengalaman kerja rang dewasa. mengidentifikasi
kesempatan belajar di luar sekolah.
b.
mencari informasi tentang alokasi
penggunaan pajak oleh pemerintah. mendeskripsikan tanggungjawab sebagai warga
Negara baik dalam komunitas maupun dalam negara. menyadari pentingnya hokum dan
prinsip ekonomi dalam kehidupan.
c.
mengenal konsep control diri dalam
memilih suatu lifestyle tertentu. mampu mengidentifikasi perasaan dalam
berbagai situasi. memprediksi bagaimana seseorang harus merasa dalam situasi
tertentu.
d.
menilai dampak stereotip bagi setiap siswa
dan melihat kelompok-kelompok yang mendapatkan stereotip.
e.
membayangkan masa depan dan kemungkinan
tindakan yang dapat dilakukan.
3.
Life
career planning
a.
Mengajari siswa bagaimana menyelesaikan
sebuah tugas untuk meraih kesuksesan
b.
Mengetahui bahwa sikap dan nilai
mempengaruhi tindakan. mampu mendeskripsikan persamaan dan perbedaan nilai-nilai
yang diyakini diri sendiri dan orang lain. membuat koneksi antara nilai dan
lifestyle.
c.
Memahami bahwa sebuah keputusan yang
dibuat oleh orang lain dapat mempengaruhi kehidupan mereka.
d.
Mempelajari bagaimana memprediksi konsekuensi
dari setiap alternatif pilihan dan memilih alternatif yang terbaik.
e.
Mengidentifikasi lima tujuan berdasarkan
minat dan kapabilitas untuk lima tahun yang akan datang.
C.
Sekolah
Menengah sebagai The First Diamond
Masa-masa yang dilalui
oleh remaja pada sekolah menengah merupakan masa yang sangat menarik.
Tahun-tahun di sekolah menengah merupakan tahun yang penuh kecanggungan dan
badai karena masa ini merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kepada masa
pubertas. di lain pihak, masa ini juga merupakan masa-masa keemasan. Terkait
dengan persolan karir, siswa sekolah menengah pada dasarnya menyadari
pentingnya pekerjaan tetapi mereka hampir tidak bisa mandiri, oleh karena itu
peran orang dewasa dalam hal ini sangat menentukan pembentukan identitas karir.
Pada masa ini, fantasi kanak-kanak mulai berkurang dan mulai bersiap
mengintegrasikan diri kepada tuntutan-tuntutan eksternal meskipun belum mampu
melakukannya pada saat itu.
D.
Early
adolescence and the internal side of the diamond
1.
Kognisi
Merujuk kepada teori
Piagets masa remaja awal merupakan masa peralihan dari logical thinking (pemikiran logis) yang mengatur dan menstabilkan
dunia menuju pemikiran abstrak untuk melihat kemungkinan-kemungkinan. Piagets
menggambarkan remaja sebagai seseorang yang mampu memahami potensi,
kemungkinan-kemungkinan, dan membayangkan semua alternatif. Hal tersebut
memungkinkan remaja untuk melihat diri sendiri dalam peran orang dewasa dan
sebagai bagian dari masyarakat di luar keluarga dan teman. (Fox dan
Ricoscente., 2008). Dalam rentang perkembangan karir, visi awal remaja masih
berbasis fantasi tetapi perlahan-lahan bergeser menuju pertimbangan realistis. Fantasi perlahan-lahan kehilangan daya
tariknya pada diri seorang anak yang ingin tumbuh dan berkembang.
2.
Gender
dan status sosioekonomi
Salah satu cara bagi
seseorang untuk mengeksplorasi karir secara sempit ialah dengan
mengidentifikasi peran kerja perempuan dan laki-laki dan menghilangkan pilihan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Watt (2008) memperkuat hal ini.
Penelitian tersebut menemukan bahwa siswa laki-laki di kelas 7 lebih menyukai
matematika, sementara siswa perempuan pada kelas yang sama lebih menyukai
bahasa Inggris. Siswa-siswa pada sekolah menengah telah menginternalisasi
pandangan mereka tentang kemampuan pribadi, kepercayaan dan nilai dari kedua
mata pelajaran tersebut. Inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor
penghambat perkembangan karir. disamping itu, status sosial ekonomi juga turut
menjadi penghambat perkembangan karir siswa. Siswa-siswa yang memiliki status
sosial ekonomi rendah cenderung diekspektasi rendah dan ditempatkan pada level
yang rendah, bahkan oleh guru dan konselor sekolah sekalipun. Lebih menyedihkan
lagi, siswa-siswa ini juga memiliki kesempatan dan pilihan yang terbatas di
masa depan. Padahal, sesungguhnya yang membuat perbedaan adalah kemampuan siswa
bukan status sosial ekonomi.
3.
Etnik
Bagaimanapun juga,
harus diakui bahwa kelompok-kelompok etnis tertentu seringkali mengalami
perlakuan berbeda. Perlakuan berbeda ini tidak jarang mendatangkan kesulitan
bagi etnis minoritas tersebut. Layanan karir dalam hal ini perlu jujur
menjawab kebutuhan siswa minoritas. Sebagai contohnya, orang-orang yang
memiliki kulit berwarna cenderung didiskriminasi dan hal ini tentunya membawa
pengaruh pada pilihan sekolah lanjutan dan akhirnya pada pilihan karir di masa
depan. Kondisi ini perlu dipahami betul oleh siswa-siswa minoritas sehingga
dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan sekolah lanjutan dan pilihan karir.
Di sisi lain, konselor karir tidak perlu menciptakan hambatan dan menghilangkan
harapan dari siswa-siswa minoritas.
4.
Identitas
Usia remaja merupakan masa
dimana remaja berjuang dengan identitas (Erikson.1968). Mengembangkan konsepsi
Erickson tentang perjuangan remaja dalam mencari identitas diri ini, Marcia (1966,
1976, 1980, 1994) mengidentifikasi empat cara perkembangan identitas remaja
yaitu:
a. Identity diffusion (penyebaran
identitas): merupakan suatu keadaan
dimana terjadi kurangnya komitmen yang disebabkan oleh kurangnya krisis atau
kurangnya minat.
b.
Identity
foreclosure: terjadi ketika remaja membuat suatu
keputusan yang dijatuhkan oleh orang lain, tapi secara pribadi berkomitmen.
Konsep Identity foreclosure sangat
penting bagi remaja-remaja middle school karena
mereka memerlukan paparan berbagai pengalaman karir.
c. Identity moratorium: merupakan
suatu keadaan setelah adanya krisis tetapi sebelum adanya komitmen
d. identity achievement: identitas
achievement terjadi pada saat remaja
memilih sesuatu dan secara personal berkomitmen setelah mengalami suatu krisis. Krisis dan komitmen adalah dua bagian
penting dari perkembangan identitas.
5.
Minat,
Kemampuan, dan Nilai
Selama
masa kanak-kanak, tujuan praktisi karir, guru, dan orang tua adalah untuk
menyajikan kesempatan yang cukup bagi anak-anak untuk menemukan sendiri
kemampuan dan bidang yang diminatinya. Tujuan ini mengalami pergeseran dan
bergerak menuju eksplorasi tujuan pada tahun-tahun di middle school. Terkait dengan minat dan kemampuan, pada tahun-tahun
ini remaja mulai menyelaraskan dua domain, mulai melihat minat sebagai sesuatu
yang tidak realistis karena keterbatasan kemampuan dan kadang-kadang tidak
memahami kemampuan yang mana yang harus dikembangkan. Adapun dalam hal
nilai-nilai anak-anak middle school sedang
mempersiapkan diri untuk menghadapi krisis identitas yang berakhir dengan munculnya
identitas kedewasaan (Erickson. 1968). Internalisasi nilai-nilai biasanya
datang dari orang tua, nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi pengambilan
keputusan dan tingkah laku selanjutnya. Bukanlah sesuatu yang mengherankan jika
remaja mengikuti orang dewasa. Mereka biasanya mendasarkan suatu tingkah laku
kepada apa yang mereka percayai.
E.
Early
adolescence and the external side of the diamond
1. Peran orang tua dan guru
Orang tua dan guru
memiliki peran dan fungsinya masing-masing dalam upaya pengembangan karir
remaja. oleh karena itu, orang tua perlu meningkatkan kepedulian terhadap
pendidikan anak-anaknya, Orang tua juga perlu memberikan dorongan terhadap
anaknya dalam upaya pencapaian suatu prestasi tertentu. Sebuah penelitian
menemukan bahwa keterlibatan orang tua pada saat anak berada di kelas 8 dapat
memperdiksi prestasi dan pencapaian anak pada kelas 10 (Keith. et. al.
1998). Sementara itu, guru dapat
berperan dalam hal 1) membangun jembatan (hubungan) dengan orang tua siswa, 2)
menugaskan pekerjaan rumah yang melibatkan orang tua, dan 3) mengajarkan orang
tua untuk membantu anak-anaknya di rumah.
2. Waktu dengan orang tua Vs waktu
dengan kelompok
Remaja menghabiskan
lebih bayak waktunya bersama dengan kelompok sebaya dibandingkan dengan orang
tua. Ada banyak penelitian yang membuktikan kondisi tersebut. Hal inilah yang
kemudian memberikan pengaruh langsung terhadap perkembangan karir remaja itu
sendiri. Sekolah dalam hal ini boleh jadi merupakan sumber informasi utama bagi
remaja untuk meningkatkan kepedulian terhadap dunia kerja. untuk itu
diperlukanlah rancangan program pendidikan karir yang baik sehingga dapat
mengekspose remaja dengan berbagai kesempatan pekerjaan. disamping itu,
keterlibatan dan pengalaman-pengalaman
yang diperoleh remaja dalam pergaulannya juga turut mendekatkan remaja kepada
pengalaman-pengalaman orang dewasa dan mulai belajar mengambil keputusan. oleh
karena itu, sangat tepat untuk memperkenalkan remaja dengan kemampuan
pengambilan keputusan. Pengalaman-pengalaman tersebut juga dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kepedulian remaja terhadap karir.